Senin, 09 November 2015

JAWABAN PERTANYAAN HASIL PRESENTASI KELOMPOK 4 ( SALINITAS LAUTAN)


1.PERTANYAAN KELOMPOK 10 (TRI ANGGITA)

Salinitas dipengaruhi oleh kedalaman, jelaskan menhapa salinitas dipengaruhi oleh kedalaman? Contoh !

Disribusi secara vertical terjadi dengan semakin bertambahnya

kedalaman. Pola distribusi vertikal menurut Ross (1970) dalam Rosmawati

(2004), sebaran menegak salinitas dibagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan

tercampur dengan ketebalan antara 50-100 m dimana salinitas hampir

homogen , lapisan haloklin yaitu lapisan dengan perubahan sangat besar  

dengan bertambahnya kedalaman 600-1000 m dimana lapisan tersebut

dengan tegas memberikan nilai salinitas minimum. kemudian meningkat sampai

kedalaman 200 m. Di daerah tropis salinitas maksimum terjadi pada

kedalaman 100-200 m dekat batas atas thermoklin. Diseluruh laut dunia pada

kedalaman 4000 m atau lebih salinitas relative seragam pada kisaran 34,6-

34,9‰. Sedikit sekali perbedaan salinitas diberbagai dasar laut dalam.

Variasi salinitas di zona abisal dari sudut pandang ekologi sangat kecil.

Umumnya zona abisal mempunyai salinitas 34,8‰ dan bervariasi kurang dari

0,2‰. Variasi tersebut kecil dan tidak mempengaruhi ekologi dan biologi

http://lightyagamiii.blogspot.co.id/2011/11/laporan-osfis.html

2. PERTANYAAN KELOMPOK 3 ( RENI FITRIANI)

Jelaskan arah lintang tinggi ?

Distribusi salinitas secara horizontal yaitu semakin kearah lintang

tinggi maka salinitas juga akan bertambah tinggi. Maka dari itulah salinitas di

daerah laut tropis (daerah di sekitar khatulistiwa) lebih rendah daripada

salinitas di laut subtropis. Daerah yang memiliki salinitas paling tinggi berada

pada daerah lintang antara 30°LU dan 30°LS kemudian menurun ke arah

lintang tinggi dan khatulistiwa. Di perairan Indonesia yang termasuk iklim

tropis, salinitas meningkat dari arah barat ke timur dengan kisaran antara 30-

35 o/oo. Air samudera yang memiliki salinitas lebih dari 34 o/oo ditemukan di Laut

Banda dan Laut Arafuru yang diduga berasal dari Samudera Pasifik

(Wyrtki,1961).

3. PERTANYAAN KELOMPOK 5 (APRIANSYAHADI)

Apa penyebab angin mempengaruhi salinitas sedangkan salinitas berada didalam air?

Angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertical. Di

Indonesia, Sistem angin muson berpengaruh bagi sebaran salinitas perairan

secara vertikan maupun horizontal. Angin menyebabkan arus yang

membawa massa air seperti arus yang bersalinitas tinggi dari Lautan Pasifik

yang masuk melalui Laut Halmahera dan Selat Torres. Di Laut Flores,

salinitas perairan rendah pada Musim Barat sebagai akibat dari pengaruh

masuknya massa air Laut Jawa, sedangkan pada Musim Timur, tingginya

salinitas dari Laut Banda yang masuk ke Laut Flores mengakibatkan

meningkatnya salinitas Laut Flores. Laut Jawa memiliki massa air dengan

salinitas rendah yang diakibatkan oleh adanya run-off dari sungai-sungai

besar di P. Sumatra, P. Kalimantan, dan P. Jawa

Faktor selain angin adalah pengadukan. Pengadukan dalam lapisan

permukaan seperti upwelling dapat memungkinkan salinitas menjadi

homogen. Upwelling mengangkat massa air dengan tingkat salinitas tinggi di

lapisan dalam dan mengakibatkan naiknya tingkat salinitas permukaan

perairan.
http://andhikaprima.wordpress.com/2009/12/28/salinitas-salinity/

Selasa, 03 November 2015

PENGANTAR OSEANOGRAFI QUIZ III (Tiga)



PENGANTAR OSEANOGRAFI

HETI LESMIANA
E1I014036

PROGRAM STUDI ILMU KELUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU
SALINITAS
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah berat garam yang terlarut dalam 1 liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan 0/00 (per mil, gram perliter). Di perairan samudera, salinitas berkisar antara 340/00 – 350/00. Tidak semua organisme laut dapat hidup di air dengan konsentrasi garam yang berbeda. Secara mendasar, ada 2 kelompok organisme laut, yaitu organisme euryhaline, yang toleran terhadap perubahan salinitas, dan organisme stenohaline, yang memerlukan konsentrasi garam yang konstan dan tidak berubah. Kelompok pertama misalnya adalah ikan yang bermigrasi seperti salmon, eel, lain-lain yang beradaptasi sekaligus terhadap air laut dan air tawar. Sedangkan kelompok kedua, seperti udang laut yang tidak dapat bertahan hidup pada perubahan salinitas yang ekstrim. (Reddy, 1993).

Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup. (Andrianto, 2005).


2.1. Sebaran salinitas di laut
dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut (Nontji, 1993) :
·        pola sirkulasi air,
·        penguapan,
·        curah hujan, dan
·        aliran air sungai.
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen sampai kedalaman 50-70 meter atau lebih tergantung dari intensitas pengadukan.Di lapisan dengan salinitas homogen suhu juga biasanya homogen, baru di bawahnya terdapat lapisan pegat dengan degradasi densitas yang besar yang menghambat pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan bawah. (Nontji, 1993).

Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, dimana secara fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas :
1.    Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2.    Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3.    Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

Distribusi salinitas permukaan juga cenderung zonal. Air laut bersalinitas lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana evaporasi tinggi. Air laut lebih tawar terdapat di dekat ekuator dimana air hujan mentawarkan air asin di permukaan laut, sedangkan pada daerah lintang tinggi terdapat es yang mencair akan menawarkan salinitas air permukaannya.
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan di lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen kira-kira setebal 50-70 m atau lebih bergantung intensitas pengadukan. Di perairan dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar. Di lapisan dengan salinitas homogen, suhu juga biasanya homogen. Baru di bawahnya terdapat lapisan pegat (discontinuity layer) dengan gradasi densitas yang tajam yang menghambat percampuran antara lapisan di atas dan di bawahnya. Di bawah lapisan homogen, sebaran salinitas tidak banyak lagi ditentukan oleh angin tetapi oleh pola sirkulasi massa air di lapisan massa air di lapisan dalam. Gerakan massa air ini bisa ditelusuri antara lain dengan mengakji sifat-sifat sebaran salinitas maksimum dan salinitas minimum dengan metode inti (core layer method).

Volume air dan konsentrasi dalam fluida internal tubuh ikan dipengaruhi oleh konsentrasi garam pada lingkungan lautnya. Untuk beradaptasi pada keadaan ini ikan melakukan proses osmoregulasi, organ yang berperan dalam proses ini adalah insang dan ginjal. Osmoregulasi memerlukan energi yang jumlahnya tergantung pada perbedaan konsentrasi garam yang ada antara lingkungan eksternal dan fluida dalam tubuh ikan.  Toleransi dan preferensi salinitas dari organisme laut bervariasi tergantung tahap kehidupannya, yaitu telur, larva, juvenil, dan dewasa. Salinitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan reproduksi pada beberapa ikan dan distribusi berbagai stadia hidup. (Reddy, 1993).
Beberapa tanaman dan hewan yang mampu mengendalikan kadar garam tubuh mereka, sementara yang lain berubah seiring dengan air. Namun, karena angin dapat membawa garam ke tanah, salinitas juga merupakan faktor penting untuk tanaman dan hewan darat di wilayah pesisir. Salinitas tidak hanya menentukan di mana Anda akan menemukan organisme tertentu, tetapi juga mempengaruhi arus laut keseluruhan bumi dan pola cuaca.

KADAR SALINITAS
Salinitas adalah baik dinyatakan dalam gram garam per kilogram air, atau dalam bagian per seribu (ppt atau ‰). Sebagai contoh, jika Anda memiliki 1 gram garam, dan 1.000 gram air, salinitas Anda adalah 1 g / kg, atau 1 ppt. Air tawar memiliki sedikit garam, biasanya kurang dari 0,5 ppt. Air dengan salinitas 0,5-17 ppt disebut air payau, yang ditemukan di muara sungai dan rawa-rawa garam pantai. Tergantung pada lokasi dan sumber air tawar, beberapa muara dapat memiliki salinitas setinggi 30 ppt.
Air laut rata-rata 35 ppt, tetapi dapat berkisar antara 30 – 40 ppt. Hal ini terjadi karena perbedaan penguapan, curah hujan, pembekuan, dan limpasan air tawar dari tanah di lintang dan lokasi yang berbeda. Salinitas air laut juga bervariasi dengan kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman. Air dengan salinitas di atas 50 ppt adalah air asin, meskipun tidak banyak organisme bisa bertahan dalam konsentrasi garam yang tinggi.
Kadar garam air laut dapat dikurangi !!!!!!!!!!!!!!????????????? dengan cara desalinasiair laut, jadi air laut dapat dimurnikan dan bisa diminum.
Desalinasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Prosesdesalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut),produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasiumumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapatdigunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari prosesdesalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000mg/l garam terlarut).

REFERENSI :
 
Sucipto, Adi. 2008. Pengaruh salinitas dalam proses ormoregulasi ikan.

http://naksara.net/index.php?option=com_content&view=article&id=85: pengaruh-salinitas-dalam-proses-https://www.academia.edu/270091/Desalinasi


Selasa, 13 Oktober 2015

PENGANTAR OSEANOGRAFI QIUZ II (Dua)




HETI LESMIANA
E1I014036
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

Pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan hari ini!
MATA KULIAH PENGANTAR OSEANOGRAFI, Selasa 13 Oktober 2015
Pertanyaan pertama yaitu :
Pulau tektonik?
Menjawab pertanyaan pertama, apa itu pulau tektonik ?
Yuk kita cari tahu apa itu tektonik, mari kita ulas bersama-sama!!!!
Dari kata tektonik sendiri yaitu berarti “tektonik/tek·to·nik/ /téktonik/ n Geo proses gerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, retakan, patahan sehingga berbentuk tinggi rendah atau relatif pada permukaan bumi ” menurut KBBI.
HAL LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKTONIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT
Tektonik lempeng adalah pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, rekahan dan patahan yang biasanya di iringi dengan goncangan yang disebut gempa bumi. Lempeng tektonik adalah penyebab terbentuknya permukaan bumi seperti yang kita lihat sekarang ini.
Lempeng Tektonik merupakan gabungan dari dua kata yaitu lempeng dan tektonik. Lempeng adalah lembaran-lembaran raksasa berwujud kerak benua dan kerak samudra yang bergerak dan mengapung dipermukaan bumi. Sedangkan tektonik adalah proses gerakan pada kerak bumi yeng menimbulkan lipatan, lekukan, rekahan atau patahan. Lempeng tektonik merupakan suatu teori yang meninjau bagaimana kerak benua dan kerak samudra yang disebut lempeng tersebut bergerak terpisah dan bertubrukan.
Jika sebuah benua sedang bergerak, maka akan terjadi perenggangan. Pada saat itu kerak akan menipis dan akan terjadi peluruhan dimana ketinggian dan permukaan kerak akan merosot. Jika perenggangan yang terjadi berlebih, maka akan terjadi rekahan atau patahan. Akibat aktivitas tersebut maka akan terbentuk kerak baru dicelah-celah rekahan.
Contohnya akibat Tektonik lempeng adalah:
  • Proses terbentuknya pegunungan Alpen adalah akibat dari tubrukan antara lempeng Afrika dan lempeng eropa.
  • Proses terbentuknya pegunungan Himalaya adalah akibat beradunya lempeng India dan lempeng Asia yang saling dorong.
Aktivitas tektonik lempeng yang saling bertubrukan, bergesekan dan menunjam dapat memicu terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang diakibatkan pleh pergerakan lempeng disebut gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik ini terjadi jika batas antara kedua lempeng bergerak berlawanan dan saling bergesekan. Gesekan antara batas lempeng tersebut menimbulkan tegangan tinggi pada batuan sekitarnya. Ketika batas lempeng tergelincir maka terlepaslah tegangan sehingga terjadilah gempa bumi. Batas antar kedua lempeng tektonik ini disebut sesar.
Jika gempa tektonik terjadi didaratan maka efek sampingnya biasanya terjadi jurang atau patahan kerak bumi. Tapi jika gempa tektonik terjadi didasar samudra maka kemungkinan besar akan memicu gelombang tsunami yang menakutkan seperti yang melanda Aceh pada tahun 2006. Indonesia merupakan negara yang rawan gempa karena wilayah Indonesia di kelilingi oleh garis pertemuan antar lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia Eurasia dan Pasifik.
Apa arti kata Gempa Tektonik itu? Berikut ini definisi menurut Kamus Indonesia KBBI, pengertian maksud dan arti kata Gempa Tektonik.
Arti Kata Gempa Tektonik
istilah geografi dan geologi gempa yang berhubungan dengan (disebabkan oleh) pergeseran tanah: gempa tektonik vulkanik istilah geografi dan geologi gempa yang disebabkan oleh gunung berapi

            Nah dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa lempeng tektonik merupakan gabungan dari dua kata yaitu lempeng dan tektonik. Lempeng adalah lembaran-lembaran raksasa berwujud kerak benua dan kerak samudra yang bergerak dan mengapung dipermukaan bumi. Sedangkan tektonik adalah proses gerakan pada kerak bumi yeng menimbulkan lipatan, lekukan, rekahan atau patahan. Lempeng tektonik merupakan suatu teori yang meninjau bagaimana kerak benua dan kerak samudra yang disebut lempeng tersebut bergerak terpisah dan bertubrukan. Tektonik lempeng adalah pergerakan lempeng-lenpeng bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, rekahan dan patahan yang biasanya di iringi dengan goncangan yang disebut gempa bumi. Lempeng tektonik adalah penyebab terbentuknya permukaan bumi seperti yang kita lihat sekarang ini. Jadi bumi ini terbentuk oleh gerakan lempeng tektonik.


Aktivitas tektonik lempeng yang saling bertubrukan, bergesekan dan menunjam dapat memicu terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang diakibatkan pleh pergerakan lempeng disebut gempa bumi tektonik. Jika gempa tektonik terjadi didaratan maka efek sampingnya biasanya terjadi jurang atau patahan kerak bumi. Tapi jika gempa tektonik terjadi didasar samudra maka kemungkinan besar akan memicu gelombang tsunami.
Untuk kata tektonik sendiri sudah terjawab, apa itu tektonik, kembali lagi ke init dari pertanyaan yang harus di jawab yaitu apa itu pulau tektonik?
Setelah saya membaca dan mengulas artikel yang saya dapatkan saya dapat menyimpulkan sendiri yaitu sebagai berikut, tadi sudah terjawab sedikit gambaran mengenai pulau tektonik dari sebuah kalimat yang berisikan bahwa “Lempeng tektonik adalah penyebab terbentuknya permukaan bumi seperti yang kita lihat sekarang ini.” Dari sini kita tarik kesimpulan bahwa sebuah pulau itu terbentuk dari lempeng tektonik. Pulau tektonik adalah pulau yang terbentuk akibat dari aktivitas tektonik lempeng/ pergerakan lempeng tektonik. Kita ulas sedikit lagi bahwa:

Lempeng tektonik merupakan suatu teori yang meninjau bagaimana kerak benua dan kerak samudra yang disebut lempeng tersebut bergerak terpisah dan bertubrukan.
Jika sebuah benua sedang bergerak, maka akan terjadi perenggangan. Pada saat itu kerak akan menipis dan akan terjadi peluruhan dimana ketinggian dan permukaan kerak akan merosot. Jika perenggangan yang terjadi berlebih, maka akan terjadi rekahan atau patahan. Akibat aktivitas tersebut maka akan terbentuk kerak baru dicelah-celah rekahan.
Nah ini pendapat yang saya kemukakan mengenai pulau tektonik, bagi pembaca yang memiliki pendapat lain dan bersumber dari berbagai referensi silahkan koment ataupun menyanggah pendapat yang saya kemukakan mengenai pulau tektonik, semoga pertanyaan dari kuis MK. Oseanografi dapat terjawab, semoga jawaban dari saya dapat diterima, terimakasih.


Kembali lagi kepertanyaan, saya akan menjawab pertanyaan kedua, 
Indonesia diapit oleh 2 lempeng, apa nama lempeng tersebut?


Indonesia diapit oleh 2 lempeng, apa nama lempeng tersebut?
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Salah satu hasil pertemuan ketiga ini membentuk pulau Sumatra.
( https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/05/17/perkembangan-tektonik-pulau-sumatra/)

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempeng-lempeng tektonik besar.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat (lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara), sedangkan pada Indonesia bagian timur (utara Irian dan Maluku utara), dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah timur.
(http://hanageoedu.blogspot.co.id/2011/12/keberadaan-dan-pengaruh-lempeng.html)

Gambaran Umum
 Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Pertemuan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia di selatan Jawa hampir tegak lurus, berbeda dengan pertemuan lempeng di wilayah Sumatera yang mempunyai subduksi miring dengan kecepatan 5-6 cm/tahun (Bock, 2000).
Pulau Sumatera dicirikan oleh tiga sistem tektonik. Berurutan dari barat ke timur adalah sebagai berikut: zona subduksi oblique dengan sudut penunjaman yang landai, sesar Mentawai dan zona sesar besar Sumatera. Zona subduksi di Pulau Sumatera, yang sering sekali menimbulkan gempa tektonik, memanjang membentang sampai ke Selat Sunda dan berlanjut hingga selatan Pulau Jawa. Subsuksi ini mendesak lempeng Eurasia dari bawah Samudera Hindia ke arah barat laut di Sumatera dan frontal ke utara terhadap Pulau Jawa, dengan kecepatan pergerakan yang bervariasi. Puluhan hingga ratusan tahun, dua lempeng itu saling menekan. Namun lempeng Indo-Australia dari selatan bergerak lebih aktif. Pergerakannya yang hanya beberapa millimeter hingga beberapa sentimeter per tahun ini memang tidak terasa oleh manusia. Karena dorongan lempeng Indo-Australia terhadap bagian utara Sumatera kecepatannya hanya 5,2 cm per tahun, sedangkan yang di bagian selatannya kecepatannya 6 cm per tahun. Pergerakan lempeng di daerah barat Sumatera yang miring posisinya ini lebih cepat dibandingkan dengan penyusupan lempeng di selatan Jawa.
(http://alexanderparera.blogspot.co.id/2011/07/tektonik-pulau-sumatera_19.html, https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/05/17/perkembangan-tektonik-pulau-sumatra/)


Dua pertanyaan hari ini sudah terjawab, semoga dapat menambah wawasan bagi saya penulis dan pembaca, semoga pertanyaan-pertanyaan berikutnya dapat saya jawab kembali, terimakasih!
Salam
Jalesveva jayamahe!!!!!!!
 REFERENSI :

Kamus Besar Bahasa Indonesia
https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/05/17/perkembangan-tektonik-pulau-sumatra/