PENGANTAR
OSEANOGRAFI
HETI
LESMIANA
E1I014036
PROGRAM
STUDI ILMU KELUTAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
SALINITAS
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah berat garam yang
terlarut dalam 1 liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan 0/00 (per mil,
gram perliter). Di perairan samudera, salinitas berkisar antara 340/00 –
350/00. Tidak semua organisme laut dapat hidup di air dengan konsentrasi garam
yang berbeda. Secara mendasar, ada 2 kelompok organisme laut, yaitu organisme
euryhaline, yang toleran terhadap perubahan salinitas, dan organisme stenohaline,
yang memerlukan konsentrasi garam yang konstan dan tidak berubah. Kelompok
pertama misalnya adalah ikan yang bermigrasi seperti salmon, eel, lain-lain
yang beradaptasi sekaligus terhadap air laut dan air tawar. Sedangkan kelompok
kedua, seperti udang laut yang tidak dapat bertahan hidup pada perubahan
salinitas yang ekstrim. (Reddy, 1993).
Salinitas merupakan salah satu
parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan
mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju
pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya
kelangsungan hidup. (Andrianto, 2005).
2.1. Sebaran salinitas di laut
dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut (Nontji, 1993) :
·
pola sirkulasi air,
·
penguapan,
·
curah hujan, dan
·
aliran air sungai.
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula
melakukan pengadukan lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen sampai
kedalaman 50-70 meter atau lebih tergantung dari intensitas pengadukan.Di
lapisan dengan salinitas homogen suhu juga biasanya homogen, baru di bawahnya
terdapat lapisan pegat dengan degradasi densitas yang besar yang menghambat
pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan bawah. (Nontji, 1993).
Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki ikatan erat
dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, dimana secara fisiologis
salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.
Faktor – faktor
yang mempengaruhi salinitas :
1. Penguapan, makin besar tingkat
penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya
pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah
kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah
hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan
sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara
di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka
salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Distribusi salinitas permukaan juga cenderung zonal. Air
laut bersalinitas lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana
evaporasi tinggi. Air laut lebih tawar terdapat di dekat ekuator dimana air
hujan mentawarkan air asin di permukaan laut, sedangkan pada daerah lintang
tinggi terdapat es yang mencair akan menawarkan salinitas air permukaannya.
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula
melakukan pengadukan di lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen kira-kira
setebal 50-70 m atau lebih bergantung intensitas pengadukan. Di perairan
dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar. Di lapisan dengan
salinitas homogen, suhu juga biasanya homogen. Baru di bawahnya terdapat
lapisan pegat (discontinuity layer) dengan gradasi densitas yang tajam yang
menghambat percampuran antara lapisan di atas dan di bawahnya. Di bawah lapisan
homogen, sebaran salinitas tidak banyak lagi ditentukan oleh angin tetapi oleh
pola sirkulasi massa air di lapisan massa air di lapisan dalam. Gerakan massa
air ini bisa ditelusuri antara lain dengan mengakji sifat-sifat sebaran
salinitas maksimum dan salinitas minimum dengan metode inti (core layer
method).
Volume air dan konsentrasi dalam fluida internal tubuh ikan
dipengaruhi oleh konsentrasi garam pada lingkungan lautnya. Untuk beradaptasi
pada keadaan ini ikan melakukan proses osmoregulasi, organ yang berperan dalam
proses ini adalah insang dan ginjal. Osmoregulasi memerlukan energi yang
jumlahnya tergantung pada perbedaan konsentrasi garam yang ada antara
lingkungan eksternal dan fluida dalam tubuh ikan. Toleransi dan preferensi salinitas dari organisme
laut bervariasi tergantung tahap kehidupannya, yaitu telur, larva, juvenil, dan
dewasa. Salinitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan
reproduksi pada beberapa ikan dan distribusi berbagai stadia hidup. (Reddy,
1993).
Beberapa tanaman
dan hewan yang mampu mengendalikan kadar garam tubuh mereka, sementara yang
lain berubah seiring dengan air. Namun, karena angin dapat membawa garam ke
tanah, salinitas juga merupakan faktor penting untuk tanaman dan hewan darat di
wilayah pesisir. Salinitas tidak hanya menentukan di mana Anda akan menemukan
organisme tertentu, tetapi juga mempengaruhi arus laut keseluruhan bumi dan
pola cuaca.
KADAR
SALINITAS
Salinitas adalah
baik dinyatakan dalam gram garam per kilogram air, atau dalam bagian per seribu
(ppt atau ‰). Sebagai contoh, jika Anda memiliki 1 gram garam, dan 1.000 gram
air, salinitas Anda adalah 1 g / kg, atau 1 ppt. Air tawar memiliki sedikit
garam, biasanya kurang dari 0,5 ppt. Air dengan salinitas 0,5-17 ppt disebut
air payau, yang ditemukan di muara sungai dan rawa-rawa garam pantai.
Tergantung pada lokasi dan sumber air tawar, beberapa muara dapat memiliki
salinitas setinggi 30 ppt.
Air laut rata-rata
35 ppt, tetapi dapat berkisar antara 30 – 40 ppt. Hal ini terjadi karena
perbedaan penguapan, curah hujan, pembekuan, dan limpasan air tawar dari tanah
di lintang dan lokasi yang berbeda. Salinitas air laut juga bervariasi dengan
kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman.
Air dengan salinitas di atas 50 ppt adalah air asin, meskipun tidak banyak
organisme bisa bertahan dalam konsentrasi garam yang tinggi.
Kadar garam air
laut dapat dikurangi !!!!!!!!!!!!!!????????????? dengan cara desalinasiair
laut, jadi air laut dapat dimurnikan dan bisa diminum.
Desalinasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk
mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu
sehingga air dapat digunakan. Prosesdesalinasi melibatkan tiga aliran cairan,
yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut),produk bersalinitas rendah,
dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasiumumnya merupakan
air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapatdigunakan
untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari
prosesdesalinasi adalah brine. Brine adalah
larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000mg/l garam terlarut).
REFERENSI :
REFERENSI :
Sucipto, Adi.
2008. Pengaruh salinitas dalam proses ormoregulasi ikan.
http://naksara.net/index.php?option=com_content&view=article&id=85: pengaruh-salinitas-dalam-proses-https://www.academia.edu/270091/Desalinasi
http://naksara.net/index.php?option=com_content&view=article&id=85: pengaruh-salinitas-dalam-proses-https://www.academia.edu/270091/Desalinasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar